”kamu tunggu
aku ke Jakarta yah.. terus berjuang buat kita”
Rasanya semua terjadi begitu
cepat, kita berkenalan lalu tiba-tiba merasakan perasaan yang aneh. Setiap hari
rasanya berbeda dan tak lagi sama. Kamu hadir membawa banyak perubahan dalam hari-hariku.
Hitam dan putih menjadi lebih berwarna ketika sosokmu hadir mengisi ruang-ruang
kosong di hatiku. Tak ada percakapan yang biasa, seakan-akan semua terasa
begitu ajaib dan luar biasa. Entahlah, perasaan ini bertumbuh melebihi batas
yang kutahu.
Setiap malam selalu ada sapaan hangat darimu.
Selalu ada perhatian khusus yg kamu berikan dikala aku membutuhkan semangat.
Bagaimana kamu menyanyakan kabarku disetiap harinya tak pernah terdengar sapaan
“Apa Kabarmu?” selalu saja dengan cara lain kamu tau kabarku. Dering handphone
ku selalu ku tunggu setiap harinya. Chat demi chat selalu ku isi dengan tawa
dan senyum. Bahkan sampai aku tak pernah menghiraukan waktu yg ku anggap
terlalu cepat disetiap harinya. Mendengar suaramu dari ujung telefon, mendengar
ceritamu menghabiskan waktu hari ini di kampus. Aku seperti tak ingin
melewatkan kisah hidupmu. Bahkan aku ingin menjadi bagian dari cerita hidupmu…
seandainya..
Semua berjalan sangat indah, sangat ku rasakan
setiap waktunya. Hingga suatu saat kau mulai beranikan diri menyatakan cinta
padaku. Meski jarak memisahkan kita, kamu selalu meyakinkan bahwa kita adalah
pejuang jarak yg tangguh dan sanggup untuk berjuang hingga Tuhan menyatukan
jarak dan waktu kita. Panjang pemikiranku untuk melanjutkan tahap yg lanjut.
Jarak kita terlalu jauh. Tapi terus kau meyakinkan ku hingga tak lagi ku
hiraukan ketakutanku dulu. Yaps! Masa lalumu adalah hal yg paling menakutkan
bagiku dibanding jarak kita. Bagaimana tidak, kau masih saja berada dalam satu wilayah
dengan dia.
Ketika aku sudah yakin, dan tinggal jawabanku yg
menjadi keputusan hubungan kita. Masa lalumu menghubungiku. Yg aku sendiri
entah tak tahu bagaimana dia mengetahui nomor handphone ku yg bahkan tidak
semua temanku mengetahuinya. Dia mengatakan hal yg sangat tidak ingin aku
ingat! Bagaimana bisa dia mengatakan bahwa kau dan dia sudah dijodohkan dengan
orangtua kalian sejak lama??? Dan bagaimana bisa aku terus memikirkan hal
itu??? Hal yg seharusnya gak sama sekali aku pikirin. Tapi, aku tahu kamu gak
bakal mungkin bisa mengecewakan kedua orangtuamu hanya karena masalah seperti
ini. Untuk cita-cita saja kau serahkan kepada kedua orangtuamu, lalu bagaimana
dengan teman hidupmu ini??
Yg ku lakukan hanya bisa menangis… memikirkan mu
disaat aku seorang diri. Sulit bagiku menerima ini semua. Teramat sulit ketika
aku harus berpura-pura tersenyum hanya untuk menutupi kehancuran hatiku.
Pura-pura bahagia dengan orang lain hanya untuk menutupi kekecewaan akhir dari
ini. Sampai saat inipun aku tidak bisa jauh darimu. Bisa kah kau jaga
kesehatanmu? Aku gak mau kamu sakit tanpa ku ketahui. Karena aku yg akan sakit
disini. Sakit menahan rasa khawatirku L
Terima kasih mas...
terima kasih sudah memberikan hari-hari yg indah.
terima kasih telah memberikan warna dalam setiap
malamku.
terima kasih sudah mengajarkan arti kecewa dalam
kehidupan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar