Minggu, 01 Juni 2014

Gunung Berapi

GEOLOGI LINGKUNGAN DAN SUMBERDAYA
“GUNUNG BERAPI”



Oleh:
1.     Ahmad Fahri Hanifuddin (1201115001)
2.     Anita Galuh O. (1201115005)
3.     Fitri Yain Anrola (1201115016)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2014



GUNUNG BERAPI
A.     Pengertian Gunung Berapi
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas (batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi material yang dikeluarkan pada saat meletus. Lebih lanjut, istilah gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau gunung apilumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat kita lihat di daerah KuwuGrobogan, Jawa Tengah yang populer sebagai Bledug Kuwu. Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di sepanjang busur Cincin Api Pasifik(Pacific Ring of Fire). Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan tektonik.
Gunung berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi yang aktif mungkin berubah menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan sebenarnya dari suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam keadaan istirahat atau telah mati. Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung di dalam kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava. Selain daripada aliran lava, kehancuran oleh gunung berapi disebabkan melalui berbagai cara seperti berikut:
  • Aliran lava.
  • Letusan gunung berapi.
  • Aliran lumpur.
  • Abu.
  • Kebakaran hutan.
  • Gas beracun.
  • Gelombang tsunami.
  • Gempa bumi.
Gunung api juga terbentuk di kedalaman laut di punggungan tengah samudera. Di sepanjang pegunungan di tengah lautan, lapisan kerak bumi menjadi tipis dan lemah. Magma yang muncul keluar kemudian membentuk barisan gunung api. Tetapi, tidak semua gunung api terbentuk pada pertemuan lempeng. Pulau Komodo di Flores, NTT adalah contoh salah satu pula vulkanis yang ada di Indonesia. Pulau vulkanis merupakan puncak dari gunung api yang terletak di dasar samudera.

B.          Penyebab Gunung Berapi
Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan mendekati permukaan bumi. Gunung berapi terbentuk dari magma, yaitu batuan cair yang terdalam di dalam bumi. Magma terbentuk akibat panasnya suhu di dalam interior bumi. Pada kedalaman tertentu, suhu panas ini sangat tinggi sehingga mampu melelehkan batu-batuan di dalam bumi. Saat batuan ini meleleh, dihasilkanlah gas yang kemudian bercampur dengan magma. Sebagian besar magma terbentuk pada kedalaman 60 hingga 160 km di bawah permukaan bumi. Sebagian lainnya terbentuk pada kedalaman 24 hingga 48 km. Magma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke permukaan karena massanya yang lebih ringan dibanding batu-batuan padat di sekelilingnya. Saat magma naik, magma tersebut melelehkan batu-batuan di dekatnya sehingga terbentuklah kabin yang besar pada kedalaman sekitar 3 km dari permukaan. Kabin magma (magma chamber) inilah yang merupakan gudang (reservoir) darimana letusan material-material vulkanik berasal. Magma yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam kondisi di bawah tekanan batu-batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan ini menyebabkan magma meletus atau melelehkan conduit (saluran) pada bagian batuan yang rapuh atau retak. Magma bergerak keluar melalui saluran ini menuju ke permukaan. Saat magma mendekati permukaan, kandungan gas di dalamnya terlepas. Gas dan magma ini bersama-sama meledak dan membentuk lubang yang disebut lubang utama (central vent). Sebagian besar magma dan material vulkanik lainnya kemudian menyembur keluar melalui lubang ini. Setelah semburan berhenti, kawah (crater) yang menyerupai mangkuk biasanya terbentuk pada bagian puncak gunung berapi. Sementara lubang utama terdapat di dasar kawah tersebut.
Setelah gunung berapi terbentuk, tidak semua magma yang muncul pada letusan berikutnya naik sampai ke permukaan melalui lubang utama. Saat magma naik, sebagian mungkin terpecah melalui retakan dinding atau bercabang melalui saluran yang lebih kecil. Magma yang melalui saluran ini mungkin akan keluar melalui lubang lain yang terbentuk pada sisi gunung, atau mungkin juga tetap berada di bawah permukaan.

C.          Jenis-jenis Gunung Berapi
Berdasarkan bentuknya:
·                   Stratovolcano
Tersusun dari batuan hasil letusan dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut besar (raksasa), kadang-kadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi merupakan jenis ini.


·                 Perisai/Tameng

Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.

·                Cinder Cone
Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari tanah di sekitarnya.
·        Kaldera/Maar

Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.


Berdasarkan tipe letusannya:
·                Erupsi Eksplosif
Pada erupsi eksplosif terdapat tekanan gas magmatis yang sangat besar di dalam bumi sehingga menimbulkan ledakan besar pada saat terjadi letusan atau erupsi. Hal ini menyebabkan munculnya kawah besar pasca terjadinya letusan ekplosif. Adapun material yang dikeluarkan berbentuk padat dan cair. Di Indonesia, contoh gunung bertipe seperti ini adalah Danau Batur di Bali.

·                Erupsi Efusif
Pada erupsi efusif, tekanan gas magmatisnya tidak terlalu kuat sehingga tidak terjadi ledakan. Pada kasus ini, material yang dikeluarkan berbentuk cair dengan disertai material padat berukuran kecil. Contoh gunung tipe ini adalah Gunung Mauna Loa di Hawaii.


Berdasarkan dapur magma, kekentalan magma dan tekanan gas[1]:
·                 Letusan Tipe Hawaii
Letusan tipe hawaii terjadi dikarenakan lava yang keluar ke permukaan bumi bersifat cair sehingga mudah mengalir. Misalnya: Gunung Mauna Loa, Mauna Kea dan Kilauea di Hawaii.
·                Letusan Tipe Stromboli
Gunung api bertipe ini akan meletus dengan interval waktu tertentu. Misalnya gunung api stromboli di Kepulauan Lipari dimana tenggang waktu letusannya ± 12 menit, jadi setiap 12 menit akan terjadi letusan dengan memuntahkan material-material, abu vulkanik, bom dan lapili. Contoh yang lain adalah Gunung Vesuvius di Italia dan Gunung Raung di Jawa.
·        Letusan Tipe Vulkano
Litusan gunung api bertipe vulkano akan mengeluarkan material padat seperti bom, lapili, abu serta material cair seperti lava. Kekuatan gunung api tipe ini tergantung pada kekuatan erupsi dan kedalaman dapur magma. Contohnya Gunung Vesuvius dan Etna di Italia serta Gunung Semeru yang terletak di Jawa Timur.
·                 Letusan Tipe Merapi
Gunung api bertipe ini akan mengeluarkan lava kental sehingga jika lavanya mendingin, maka dapat menyumbat lubang kepundan. Tersumbatnya lubang kepundan menyebabkan tekanan di bawah bumi menumpuk semakin besar sehingga ketika sampai di batas kritis, maka sumbatan lava tersebut akan pecah dan pecahannya akan terdorong keluar. Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu juga akan muncul awan panas atau wedhus gembel.
·                 Letusan Tipe Perret atau Plinian
Gunung api tipe ini sangat berbahaya karena mampu mengeluarkan material letusan sampai ketinggian 80 km bahkan bisa menghancurkan lubang kepundan dan puncak gunung. Contoh gunung bertipe perret adalah gunung krakatau dan gunung St. Helens.
·                Letusan Tipe Pelee
Gunung bertipe pelee dapat meledak karena terjadi penyumbatan pada lubang kepundan seperti berbentuk jarum. Hal ini menyebabkan tekanan dari dalam bumi yang seharusnya dikeluarkan menjadi tertumpuk sehingga lama-kelamaan gunung akan meletus.
·                Letusan Tipe Sint Vincent
Letusan tipe ini menyebabkan air danau kawah akan tumpah bersama lava. Letusan ini mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut
akan diterjang lahar panas yang sangat berbahaya. Contoh gunung dengan tipe ini antara lain Gunung dan Gunung Sint Vincent.

Berdasarkan keaktifan:
·      Gunung api aktif, yaitu gunung api yang masih bekerja dan mengeluarkan asap, gempa, dan letusan.
·      Gunung api mati, yaitu gunung api yang tidak memiliki kegiatan erupsi sejak tahun 1600.
·      Gunung api istirahat, yaitu gunung api yang meletus sewaktu-waktu, kemudian beristirahat. Contoh, Gunung Ceremai dan Gunung Kelud.

D.           Dampak Letusan Gunung Berapi

Dampak letusan gunung berapi terhadap lingkungan dapat berupa dampak yang bersifat negatif dan positif. Dampak negatif dari letusan suatu gunungapi dapat berupa bahaya yang langsung dapat dirasakan oleh manusia seperti awan panas, jatuhan piroklastik, gas beracun yang keluar dari gunungapi dan lain sebagainya, sedangkan bahaya tidak langsung setelah erupsi berakhir, seperti lahar hujan, kerusakan lahan pertanian, dan berbagai macam penyakit akibat pencemaran. Adapun dampak positif dari aktivitas suatu gunungapi terhadap lingkungan adalah bahan galian mineral industri, energi panasbumi, sumberdaya lahan yang subur, areal wisata alam, dan sebagai sumberdaya air.

1. Dampak Negatif:
Bahaya langsung, terjadi pada saat letusan (lava, awan panas, jatuhan piroklastik/bom, lahar letusan dan gas beracun). Bahaya tidak langsung, terjadi setelah letusan (lahar hujan, kelaparan akibat rusaknya lahan pertian/perkebunan/ perikanan), kepanikan, pencemaran udara/air oleh gas racun: gigi kuning/ keropos, endemik, gondok, kecebolan, dsb.



2.  Dampak Positif :
Bahan galian: seperti batu dan pasir bahan bangunan, peralatan rumah tangga, patung, dan lain-lainnya. Mineral seperti: belerang, gipsum, zeolit dan juga mas (Epitremal Gold) panasi: listrik, pemanas ruangan, agribisnis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar