GEOLOGI LINGKUNGAN DAN SUMBERDAYA
“GUNUNG BERAPI”
Oleh:
1.
Ahmad Fahri
Hanifuddin (1201115001)
2.
Anita Galuh O.
(1201115005)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
JAKARTA
2014
GUNUNG BERAPI
A.
Pengertian Gunung Berapi
Gunung berapi atau gunung api secara umum adalah
istilah yang dapat didefinisikan sebagai suatu sistem saluran fluida panas
(batuan dalam wujud cair atau lava) yang memanjang dari kedalaman sekitar 10 km di bawah permukaan
bumi sampai ke permukaan bumi, termasuk endapan hasil akumulasi
material yang dikeluarkan pada saat meletus. Lebih lanjut, istilah
gunung api ini juga dipakai untuk menamai fenomena pembentukan ice
volcanoes atau gunung api es dan mud volcanoes atau
gunung apilumpur. Gunung api es biasa terjadi di daerah yang mempunyai musim
dingin bersalju, sedangkan gunung api lumpur dapat
kita lihat di daerah Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah yang populer sebagai Bledug Kuwu.
Gunung berapi terdapat di seluruh dunia, tetapi lokasi
gunung berapi yang paling dikenali adalah gunung berapi yang berada di
sepanjang busur Cincin Api Pasifik(Pacific Ring of Fire).
Busur Cincin Api Pasifik merupakan garis bergeseknya antara dua lempengan
tektonik.
Gunung
berapi terdapat dalam beberapa bentuk sepanjang masa hidupnya. Gunung berapi
yang aktif mungkin berubah
menjadi separuh aktif, istirahat, sebelum akhirnya menjadi tidak aktif atau
mati. Bagaimanapun gunung berapi mampu istirahat dalam waktu 610 tahun sebelum
berubah menjadi aktif kembali. Oleh itu, sulit untuk menentukan keadaan
sebenarnya dari suatu gunung berapi itu, apakah gunung berapi itu berada dalam
keadaan istirahat atau telah mati. Apabila gunung berapi meletus, magma yang terkandung
di dalam kamar magmar di bawah gunung berapi meletus keluar sebagai lahar atau lava.
Selain daripada aliran lava, kehancuran oleh gunung berapi disebabkan melalui
berbagai cara seperti berikut:
- Aliran lava.
- Letusan gunung berapi.
- Aliran lumpur.
- Abu.
- Kebakaran hutan.
- Gas beracun.
- Gelombang tsunami.
- Gempa
bumi.
Gunung api juga terbentuk di kedalaman laut di punggungan tengah
samudera. Di sepanjang pegunungan di tengah lautan, lapisan kerak bumi menjadi
tipis dan lemah. Magma yang muncul keluar kemudian membentuk barisan gunung
api. Tetapi, tidak semua gunung api terbentuk pada pertemuan lempeng. Pulau
Komodo di Flores, NTT adalah
contoh salah satu pula vulkanis yang ada di Indonesia. Pulau vulkanis merupakan
puncak dari gunung api yang terletak di dasar samudera.
B.
Penyebab Gunung Berapi
Hampir
semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif sebab
berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi
sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar
(magma). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui
rekahan- rekahan mendekati permukaan bumi. Gunung berapi terbentuk dari magma,
yaitu batuan cair yang terdalam di dalam bumi. Magma terbentuk akibat panasnya
suhu di dalam interior bumi. Pada kedalaman tertentu, suhu
panas ini sangat tinggi sehingga mampu melelehkan batu-batuan di dalam bumi.
Saat batuan ini meleleh, dihasilkanlah gas yang kemudian bercampur dengan
magma. Sebagian besar magma terbentuk pada kedalaman 60 hingga 160 km di bawah
permukaan bumi. Sebagian lainnya terbentuk pada kedalaman 24 hingga 48 km.
Magma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke permukaan karena
massanya yang lebih ringan dibanding batu-batuan padat di sekelilingnya. Saat
magma naik, magma tersebut melelehkan batu-batuan di dekatnya sehingga
terbentuklah kabin yang besar pada kedalaman sekitar 3 km dari permukaan. Kabin
magma (magma chamber)
inilah yang merupakan gudang (reservoir) darimana letusan material-material
vulkanik berasal. Magma yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam
kondisi di bawah tekanan batu-batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan ini
menyebabkan magma meletus atau melelehkan conduit (saluran)
pada bagian batuan yang rapuh atau retak. Magma bergerak keluar melalui saluran
ini menuju ke permukaan. Saat magma mendekati permukaan, kandungan gas di
dalamnya terlepas. Gas dan magma ini bersama-sama meledak dan membentuk lubang
yang disebut lubang utama (central vent). Sebagian besar magma dan material
vulkanik lainnya kemudian menyembur keluar melalui lubang ini. Setelah semburan
berhenti, kawah (crater) yang menyerupai mangkuk biasanya terbentuk pada bagian
puncak gunung berapi. Sementara lubang utama terdapat di dasar kawah tersebut.
Setelah
gunung berapi terbentuk, tidak semua magma yang muncul pada letusan berikutnya
naik sampai ke permukaan melalui lubang utama. Saat magma naik, sebagian
mungkin terpecah melalui retakan dinding atau bercabang melalui saluran yang
lebih kecil. Magma yang melalui saluran ini mungkin akan keluar melalui lubang
lain yang terbentuk pada sisi gunung, atau mungkin juga tetap berada di bawah
permukaan.
C.
Jenis-jenis Gunung Berapi
Berdasarkan bentuknya:
Tersusun dari batuan hasil letusan
dengan tipe letusan berubah-ubah sehingga dapat menghasilkan susunan yang
berlapis-lapis dari beberapa jenis batuan, sehingga membentuk suatu kerucut
besar (raksasa), kadang-kadang bentuknya tidak beraturan, karena letusan
terjadi sudah beberapa ratus kali. Gunung Merapi merupakan
jenis ini.
Tersusun dari batuan aliran lava yang pada saat diendapkan masih cair, sehingga tidak sempat membentuk suatu kerucut yang tinggi (curam), bentuknya akan berlereng landai, dan susunannya terdiri dari batuan yang bersifat basaltik. Contoh bentuk gunung berapi ini terdapat di kepulauan Hawai.
Merupakan gunung berapi yang abu dan pecahan kecil
batuan vulkanik menyebar di sekeliling gunung. Sebagian besar gunung jenis ini
membentuk mangkuk di puncaknya. Jarang yang tingginya di atas 500 meter dari
tanah di sekitarnya.
· Kaldera/Maar
Gunung berapi jenis ini terbentuk dari ledakan yang sangat kuat yang melempar ujung atas gunung sehingga membentuk cekungan. Gunung Bromo merupakan jenis ini.
Berdasarkan
tipe letusannya:
·
Erupsi Eksplosif
Pada erupsi eksplosif terdapat
tekanan gas magmatis yang sangat besar di dalam bumi sehingga menimbulkan
ledakan besar pada saat terjadi letusan atau erupsi. Hal ini menyebabkan
munculnya kawah besar pasca terjadinya letusan ekplosif. Adapun material yang
dikeluarkan berbentuk padat dan cair. Di Indonesia, contoh gunung bertipe
seperti ini adalah Danau Batur di Bali.
·
Erupsi Efusif
Pada erupsi efusif, tekanan gas
magmatisnya tidak terlalu kuat sehingga tidak terjadi ledakan. Pada kasus ini,
material yang dikeluarkan berbentuk cair dengan disertai material padat
berukuran kecil. Contoh gunung tipe ini adalah Gunung Mauna Loa di Hawaii.
·
Letusan Tipe Hawaii
Letusan tipe hawaii terjadi
dikarenakan lava yang keluar ke permukaan bumi bersifat cair sehingga mudah
mengalir. Misalnya: Gunung Mauna Loa, Mauna Kea dan Kilauea di Hawaii.
·
Letusan Tipe Stromboli
Gunung api bertipe ini akan meletus
dengan interval waktu tertentu. Misalnya gunung api stromboli di Kepulauan
Lipari dimana tenggang waktu letusannya ± 12 menit, jadi setiap 12 menit akan
terjadi letusan dengan memuntahkan material-material, abu vulkanik, bom dan
lapili. Contoh yang lain adalah Gunung Vesuvius di Italia dan Gunung Raung di
Jawa.
·
Letusan Tipe Vulkano
Litusan gunung api bertipe vulkano
akan mengeluarkan material padat seperti bom, lapili, abu serta material cair
seperti lava. Kekuatan gunung api tipe ini tergantung pada kekuatan erupsi dan
kedalaman dapur magma. Contohnya Gunung Vesuvius dan Etna di Italia serta
Gunung Semeru yang terletak di Jawa Timur.
·
Letusan Tipe Merapi
Gunung api bertipe ini akan
mengeluarkan lava kental sehingga jika lavanya mendingin, maka dapat menyumbat
lubang kepundan. Tersumbatnya lubang kepundan menyebabkan tekanan di bawah bumi
menumpuk semakin besar sehingga ketika sampai di batas kritis, maka sumbatan
lava tersebut akan pecah dan pecahannya akan terdorong keluar. Material ini
menuruni lereng gunung sebagai ladu atau gloedlawine. Selain itu juga akan
muncul awan panas atau wedhus gembel.
·
Letusan Tipe Perret atau
Plinian
Gunung api tipe ini sangat berbahaya
karena mampu mengeluarkan material letusan sampai ketinggian 80 km bahkan bisa
menghancurkan lubang kepundan dan puncak gunung. Contoh gunung bertipe perret
adalah gunung krakatau dan gunung St. Helens.
·
Letusan Tipe Pelee
Gunung bertipe pelee dapat meledak
karena terjadi penyumbatan pada lubang kepundan seperti berbentuk jarum. Hal
ini menyebabkan tekanan dari dalam bumi yang seharusnya dikeluarkan menjadi
tertumpuk sehingga lama-kelamaan gunung akan meletus.
·
Letusan Tipe Sint Vincent
Letusan tipe ini menyebabkan air danau
kawah akan tumpah bersama lava. Letusan ini mengakibatkan daerah di sekitar
gunung tersebut
akan diterjang lahar panas yang sangat berbahaya. Contoh gunung dengan tipe ini antara lain Gunung dan Gunung Sint Vincent.
akan diterjang lahar panas yang sangat berbahaya. Contoh gunung dengan tipe ini antara lain Gunung dan Gunung Sint Vincent.
Berdasarkan
keaktifan:
·
Gunung api aktif, yaitu gunung api
yang masih bekerja dan mengeluarkan asap, gempa, dan letusan.
·
Gunung api mati, yaitu gunung api
yang tidak memiliki kegiatan erupsi sejak tahun 1600.
·
Gunung api istirahat, yaitu gunung api
yang meletus sewaktu-waktu, kemudian beristirahat. Contoh, Gunung Ceremai dan
Gunung Kelud.
D.
Dampak
Letusan Gunung Berapi
Dampak letusan gunung berapi
terhadap lingkungan dapat berupa dampak yang bersifat negatif dan positif.
Dampak negatif dari letusan suatu gunungapi dapat berupa bahaya yang langsung
dapat dirasakan oleh manusia seperti awan panas, jatuhan piroklastik, gas
beracun yang keluar dari gunungapi dan lain sebagainya, sedangkan bahaya tidak
langsung setelah erupsi berakhir, seperti lahar hujan, kerusakan lahan pertanian, dan
berbagai macam penyakit akibat pencemaran. Adapun dampak positif dari aktivitas
suatu gunungapi terhadap lingkungan adalah bahan galian mineral industri,
energi panasbumi, sumberdaya lahan yang subur, areal wisata alam, dan sebagai
sumberdaya air.
1. Dampak Negatif:
1. Dampak Negatif:
Bahaya langsung, terjadi pada saat
letusan (lava, awan panas, jatuhan piroklastik/bom, lahar letusan dan gas
beracun). Bahaya tidak langsung, terjadi setelah letusan (lahar hujan,
kelaparan akibat rusaknya lahan pertian/perkebunan/ perikanan), kepanikan,
pencemaran udara/air oleh gas racun: gigi kuning/ keropos, endemik, gondok, kecebolan, dsb.
2. Dampak Positif :
Bahan galian: seperti batu dan pasir bahan bangunan, peralatan
rumah tangga, patung, dan lain-lainnya. Mineral seperti: belerang, gipsum,
zeolit dan juga mas (Epitremal Gold) panasi:
listrik, pemanas ruangan, agribisnis.