Menyayangimu, begitu
indah ku rasakan. Hari-hariku banyak ku lewati bersamamu. Mulai dari makan
siang bersamamu, sampai tertawa bersamamu semua terasa begitu indah. Aku tak
pernah berharap ada awan menutupi hari indah kita. Agar hari yang kita lewati
bersama tetap terasa indah.
Perhatian yang ku
beri, semua hanya ku berikan untukmu. Tapi tidak begitu dengan mu. Tapi bagiku
itu tak masalah. Karena aku memang ingin menjagamu. Terutama bisa menjaga
hatimu.
Aku tak tahu apa yang
ku rasa. Kau begitu menggetarkan hatiku. Apa kau merasakan getaran hati ku?
Semua orang merasakan itu. Apa kau juga? Atau hati mu juga bergetar karena aku?
Mungkinkah itu terjadi ???
Terkadang aku bingung
dengan sikap yang kau berikan kepadaku. Kau begitu perhatian kepadaku. Kau
memberikan senyum manismu padaku. Kau yang terkadang membelaku. Membantuku yang
tak ku tahu kau ikhlas atau tidak melakukannya. Dirimu seperti tak canggung
padaku. Namun terkadang aku juga bingung dengan sikapmu. Kau selalu membuatku
menjadi bahan tawaan teman-temanku. Kamu membuat ku terus menunggumu. Menunggu
jawaban ketidakpastian. Kau terlalu sering menarik ulur hatiku. Ada kalanya kau
begitu baik padaku, namun ada kalanya juga kau menghancurkan perasaanku. Kamu
terlalu abu-abu untukku.
Setelah sekian lama
ku menanti dirimu. Menanti dirimu yang bisa membukakan hati untukku. Semua itu
seperti sia-sia tak ada hasil. Kau lebih memilih bersama masa lalumu yang dulu
kau pilih untuk kau tinggalkan. Kini kau tinggalkan aku begitu saja. Tak pernah
kah kau berfikir bagaimana aku dan perasaan ku disini? Kau mengumbar
kemesraanmu di hadapanku, seolah aku tak melihat yang kau lakukan. Apakah itu
semua kau lakukan dengan sengaja? Tak pernahkah kau berfikir bagaimana sulitnya
aku akan melupakanmu.
(Mungkin) Tuhan tidak percaya padamu untuk menjaga ku. (Mungkin) Tuhan tidak mengizinkanku bahagia bersamamu. (Mungkin) Tuhan tahu kau bukan laki-laki yang pantas untukku. (Mungkin) Tuhan telah menyiapkan seseorang yang lebih layak untuk menggenggam jemariku dan bisa membahagiakanku lebih dari kamu. (Mungkin) kau memang bukan yang dikirimkan Tuhan untukku. Pastinya Tuhan mempunyai caranya sendiri untuk membahagiakanku. Dan tentu saja Tuhan tahu aku tak kan bahagia bila bersamamu.
Terima kasih Tuhan karena telah membuatku sadar bahwa aku kuat. Aku bisa menghadapi dunia dan hari-hari ku walau tanpa dia. Aku bisa membuat semuanya lebih indah bersama-Mu dan orang-orang yang juga mencintaiku. Kuatkan aku untuk menerima semua kenyataan ini. Berikan aku kesempatan untuk menghapus semua yang ku anggap istimewa ini menjadi hal yang biasa lagi, sampai akhirnya aku bisa menerima kenyataan bahwa seseorang yang ditunggunya adalah seorang wanita di 'belakang'ku.
Terima kasih Tuhan telah mengajarkan ku arti mencinta. Aku mencintainya tanpa harus ku korbankan apapun termaksud perasaan ku sendiri. Aku tak kan menunggunya yang sedang menunggu orang lain. Aku pantas bahagia dengan atau tanpa dia disisiku.
Dan hal yang paling ku sadari alasan aku mencintainya adalah karena cinta itu sendiri.